[K.O.K] – Di tengah persaingan ketat aplikasi ride-hailing, Grab memperkenalkan fitur Grab Hemat yang menjanjikan tarif lebih murah bagi penumpang.
Namun, di balik janji “hemat” itu, kebijakan ini justru menjadi beban berat bagi mitra driver, menciptakan sistem yang terkesan memaksa dan eksploitatif.
Bagi driver, ikut program ini bukan pilihan bebas, melainkan mau tidak mau untuk bertahan di pasar yang didominasi order murah.
Secara mekanisme, Grab Hemat memang opsional, tapi realitas lapangan berbeda.
Jika driver tidak bergabung, orderan sulit didapat karena mayoritas penumpang memilih opsi hemat untuk menghemat biaya.
Ini menciptakan ilusi pilihan, ambil program atau kehilangan penghasilan.
Saat bergabung, driver harus menyetor biaya tambahan Rp 3.000 pada order pertama, yang akumulasi hingga maksimal Rp 15.000 per hari, terlepas dari jumlah order.
Potongan ini di atas komisi standar 20% dari tarif dasar, membuat pendapatan bersih driver sering kali hanya Rp 6.000-8.000 per trip pendek.
Jika kita mengkritisi kebijakan ini, sepertinya mengakali regulasi Kementerian Perhubungan soal tarif batas bawah, di mana Grab membayar driver di bawah standar minimum.
Driver merasa “disubsidi” penumpang, sementara Grab meraup untung dari biaya aplikasi dan potongan ganda.
Petisi onlinenya adalah menuntut pembatalan program ini dengan menyebutnya sebagai bentuk penghisapan yang meningkatkan tekanan kerja tanpa jaminan kesejahteraan.
Di media sosial, banyak ribuan driver mengeluh order sepi tanpa program, tapi ikut berarti tekor lebih dalam.
Grab berdalih program ini sukarela dan komisi tak melebihi 20%, tapi fakta lapangan menunjukkan sebaliknya. Ini merupakan kapitalisme gig economy yang memeras pekerja informal.
Saatnya pemerintah dan anggota dewan ikut campur tangan, jika program penghematan bagi penumpang, jangan sampai mengorbankan pemasukan driver. [w4-1]

1 Comment
Sangat benar sekali, ini adalah perbudakan modern. Dimana driver tidak diberikan pilihan, sementara pihak aplikator juga membebani tarif langganan kepada penumpang untuk mendapatkan tarif hemat. Double untung, dari driver dan penumpang sama sama dikenakan tarif langganan untuk mendapatkan tarif Grab Hemat.