[K.O.K] – Di pinggir Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, langit biru tak sekadar jadi kanvas kosong.
Ia adalah panggung megah tempat layang-layang menari-nari, saling menggoda, dan bertarung bak gladiator di udara!
Bukan cuma bantaran kali yang jadi saksi, tapi jembatan dan tanggul pun ikut riuh menyaksikan pertunjukan seru ini.
Anak-anak dan orang dewasa, semua larut dalam euforia adu layang-layang yang bikin jantungan.
Bayangkan, layang-layang warna-warni itu seolah punya nyawa. Mereka meliuk, menukik, dan sesekali nyaris ciuman di udara sebelum benang tajam memutuskan siapa pemenangnya.
Anak-anak yang biasanya lengket dengan layar gadget kini memandang ke langit, matanya berbinar, tangannya sibuk menarik-ulur benang.
“Lupakan HP, ini baru tantangan sejati!” seolah teriak mereka, ditemani tiupan angin yang genit menggoda layangan untuk terbang lebih liar.
Di jembatan, para “jagoan langit” dewasa tak kalah serius. Mereka bertarung dengan strategi tarik-ulur yang bikin penonton menahan napas.
Di bantaran sungai, anak-anak berlarian, mengejar layangan putus sambil tertawa riang. Tanggul pun jadi tribun VIP untuk menyaksikan drama udara ini.
Tiupan angin tak hanya membawa layangan melambung, tapi juga membawa semangat kompetisi yang membara.
Menang di langit BKT bukan cuma soal layangan yang bertahan. Ini soal kepuasan yang meledak-ledak saat benang lawan putus, layangan musuh melayang tak berdaya, dan sorak sorai menggema di tepi kanal.
Di bawah langit biru yang megah, adu layang-layang di BKT adalah perayaan kebebasan, jauh dari jeratan gadget, dan dekat dengan jiwa petualang yang haus kemenangan. [w4-1]
sumber: @beritajakarta